Jumat, 20 November 2009

Adakah kehidupan selain di bumi






Titan Bisa Menggantikan Bumi

(Istimewa)

Titan mungkin jauh dari bumi tapi memiliki karakteristik yang sama. Titan memiliki angin, hujan, gunung api, gempa serta proses lain seperti di bumi.

Titan yang merupakan bulan planet Saturnus itu sayangnya memiliki lingkungan sangat lemah seperti Antartika.

"Sangat mengejutkan seberapa mirip Titan dengan bumi,” kata Rosaly Lopes, planetary geologist di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di Pasadena California.

Hasil itu dipresentasikan dalam dua studi di pertemuan tahunan International Astronomical Union (IAU) di Rio de Janeiro Brazil. "Kenyataannya Titan paling mirip bumi dibandingkan obyek lain di sistem tata surya, meskipun ada perbedaan suhu serta kondisi lingkungan,” katanya.

Pengamatan Titan dilakukan oleh misi Cassini-Huygens yang mengungkapkan detail geologi Titan. Bulan Saturnus itu memiliki rangkaian gunung api, bukit, bahkan danau.


Gliese 581d?

(Istimewa)

Gliese 581d diyakini sebagai planet yang paling mirip bumi. Australia menyediakan kesempatan untuk berkirim pesan antargalaksi pada makhluk pintar yang kemungkinan hidup di planet itu.

Dari 12 - 24 Agustus www.HelloFromEarth.net memberikan kesempatan untuk memposting pesan tidak lebih dari 160 karakter yang akan ditransmisikan ke Gliese 581d. Planet yang terletak di luar tata surya ini, paling mirip bumi dan mampu mendukung kehidupan.

"Itu seperti mengirim pesan di dalam botol yang diarahkan ke bintang. Yang menarik saat ini tidak hanya mendengarkan, tapi juga menyampaikan pesan ke kehidupan pintar di planet lain,” kata jubir proyek itu Wilson da Silva.

"Hello From Earth menunjukkan sains bisa membuat yang tidak mungkin mnejadi mungkin. Kita sudah sampai di bulan, dan kita bisa bicara pada bintang,” katanya.

Pesan itu akan ditranmisikan dari Canberra Deep Space Communication Complex, yang bekerja samadengan NASA. Proyek itu sebagai bagian pekan sains nasional Australia untuk merayakan pencapaian ilmu pengetahuan negara itu.


Planet Mars




Ternyata menurut para peneliti Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) belum lama ini berhasil menemukan data yang menguatkan dugaan bahwa pernah ada kehidupan di planet Mars
penemuan tersebut diperoleh dari Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) dan instrumen lainnya pada Orbit Pengintaian NASA di Mars. Dua alat ini mengidentifikasi material yang terdapat di Planet Merah itu dengan mengamati 500 macam warna yang dipantulkan sinar matahari. Menurut para peneliti NASA, lubang lubang yang terdapat di planet itu pernah menjadi danau, sungai, dan segala macam kumpulan air yang bisa menunjang kehidupan.






Hal yang mencengangkan adalah terdapat tanda-tanda bahwa pernah ada banyak air di planet itu. Ini artinya, pernah ada kehidupan di Mars papar Scott Murchie dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory, Maryland. Hal senada disampaikan John Mustard, peneliti dari Brown University. Mustard mengatakan, pantulan warna yang dikirim CRISM menunjukkan adanya tanda-tanda bekas genangan air di Mars.

Ada tanda tanda kehidupan di Mars. Mungkin itu berasal dari interaksi antara bebatuan dan air sekira 3 hingga 6 miliar tahun silam. Temuan Murchie dan Mustard ini sejalan dengan temuan peneliti dari University of Arizona yang terlibat dalam misi wahana tak berawak Phoenix Mars Landers. Seperti diketahui, saat ini Phoenix yang dilengkapi dengan laboratorium mini tengah meneliti kandungan tanah Mars.

Hasil penelitian para ilmuwan berhasil menemukan jejak es di Kutub Utara Mars. Bongkahan putih yang diambil menggunakan lengan robot pada tersebut mencair ketika dibiarkan selama beberapa hari. Tidak hanya itu, para peneliti juga berhasil mendeteksi pH planet itu, yakni mengandung pH antara 8 hingga 9.

Terdapat magnesium, sodium, potasium, dan chlorida di tanah Mars. Kondisi tanah seperti itu cocok ditanami asparagus, buncis hijau, dan lobak,ujar Peter Smith peneliti dari University of Arizona seraya mengatakan bahwa saat ini para peneliti tengah berupaya untuk mengambil kembali contoh es di planet Mars.
Pada tubuh Phoenix, NASA memasang instrumen laboratorium yang dapat dikendalikan dari Bumi. Misi utama Phoenix adalah mendeteksi adanya jejak kehidupan di planet yang berjarak 680 juta kilometer dari Bumi itu. Phoenix akan menjalankan misinya selama 90 hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar